PRAKTIKUM XI
Topik : Uji Vitamin
C
Tujuan
: Untuk mengetahui kandungan vitamin C pada berbagai sari buah dan
minuman
Hari/ Tanggal : Jum’at /23 Mei 2014
Tempat :
Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM
Banjarmasin
I.
ALAT DAN
BAHAN
Alat
:
1. Tabung
reaksi
2. Rak
tabung reaksi
3. Gelas
kimia kecil
4. Gelas kimia besar
5. Pipet
tetes
6. Blender
Bahan :
1. Macam-macam
buah (jeruk, tomat, beliming, nenas, pepaya)
2. Larutan
amilum iodida (larutan tepung/amilum +iodium)
3. Larutan
vitamin C tablet
4. Minuman
A (Floridina)
5. Minuman
B (C1000)
6. Minuman
C (Vitamin Water)
7. Lemon
II.
CARA KERJA
A. Membuat
larutan amilum iodida
1.
Mengambil kira-kira 3 sendok makan tepung, masukkan
kedalam gelas kimia dan tambahkan air secukupnya (800 ml).
Memanaskan
larutan tepung dalam gelas kimia di atas pembakar spritus sampai homogen.
2.
Menyaring larutan tepung menggunakan kertas saring
sampai diperoleh setengah gelas kimia 25 ml ekstrak larutan tepung.
3.
Memasukkan 50 tetes larutan iodium ke dalam larutan
tepung yang sudah disaring hingga larutan tepung berubah menjadi biru sampai
kehitaman. Aduk hingga homogen.
B. Membuat
ekstrak sari buah
1.
Memlender semua buah-buahan yang tersedia dengan
sedikit air.
2.
Menyaring masing-masing sari buah dengan menggunakan
kertas saring.
3.
Memasukkan kedalam gelas kimia serta beri label sesuai
dengan nama buahnya.
C. Uji
Vitamin C
1.
Menyediakan tabung reaksi sesuai jumlah ekstrak sari
buah dan bahan uji yang telah disediakan, mengisi masing-masing tabung reaksi
dengan 5 tetes larutan amilum iodida dan memberi label masing-masing tabung
sesuai dengan sari buahnya.
2.
Meneteskan larutan vitamin C tablet ke dalam tabung
dengan menggunakan pipet tetes sampai warna amilum iodida hilang.
3.
Mencatat berapa tetes larutan vitamin C yang diperlukan
untuk menetralkan larutan amilum iodida tersebut (warna biru menghilang).
J Catatan : Larutan tablet vitamin C
digunakan sebagai acuan penelitian perubahan warna dan jumlah tetesan pada
vitamin C.
4.
Menguji ekstrak sari buah yang telah di buat dengan
cara yang sama (no.2). Meneteskan ekstrak sari buah ke dalam tabung reaksi yang
berisi amilum iodida, sampai larutan amilum iodida menjadi netral (warna biru
menghilang). Begitu juga dengan minuman sari buah (Pulpy Orange) lakukan hal
yang sama.
5. Mencatat
hasil pengamatan pada tabel yang sudah disediakan.
III.
TEORI DASAR
Vitamin C adalah salah
satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam
menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari
bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin
antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraseluler. Beberapa
karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan
logam. Buah-buahan seperti jeruk merupakan sumber utama vitamin ini.
Vitamin C berhasil
diisolasi pertamakali pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa
vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi
menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937
untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal dengan
peranannya menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Pada beberapa
penelitian yang lebih lanjut ternyata vitanin C juga terbukti berperan penting
dalam meningkatkan kinerja otak. Dua peneliti dari Texas Woman’s University
menemukan bahwa murid SMPT yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi
ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada jumlah vitamin C-nya yang
rendah.
Vitamin C diperlukan untuk
menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua
jaringan serabut, kulit,urat, tulang rawan, dan jaringan lainnya di tubuh
manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar,
pendarahan kecil, dan luka ringan.
Vitamin C juga berperan
penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai
antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh.
Melalui pengaruh pencahar, vitamin ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses
atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian
di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil
percernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa
yang diberi vitamin C berkurang sampai 81% .
Hipoaskorbemia (defisiensi
asam askorbat) bisa berakibat sariawan, baik di mulut
maupun di perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan
lepas, pendarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot
lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan
masalah kesehatan yang lain, seperti kolesterol tinggi, sakit jantung, artritis
(radang sendi), dan pilek.
Kebutuhan vitamin C memang
berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing.
Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, mnum kopi,
atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang,
antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral.
Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin,
senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu, stress,
demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.
Pemenuhan kebutuhan
vitamin C bisa diperoleh dengan mengkonsumsi beraneka buah dan sayur seperti
jeruk, tomat, arbei, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.
IV.
HASIL PENGAMATAN
Tabel
hasil pengamatan
No
|
Bahan sari buah
|
Jumlah tetes sari buah yang
dperlukan untuk menetralkan amilum iodida
|
Keterangan warna
|
1
|
Larutan vitamin C tablet
|
9
|
Kuning
|
2
|
Lemon
|
16
|
Putih keruh
|
3
|
Jeruk
|
15
|
Kuning
|
4
|
Tomat
|
13
|
Oranye tua
|
5
|
Nanas
|
10
|
Kuning pudar
|
6
|
Belimbing
|
13
|
Putih
|
7
|
Pepaya
|
17
|
Jingga
|
8
|
Minuman A
|
12
|
Kuning Bening
|
9
|
Minuman B
|
16
|
Kuning
|
10
|
Minuman C
|
50
|
Oranye bening
|
Tabel
hasil pengamatan kelas
No
|
Bahan sari buah
|
Jumlah tetes sari buah yang
dperlukan untuk menetralkan amilum iodida
|
Keterangan warna
|
1
|
Larutan vitamin C tablet
|
1-9
|
Kuning
|
2
|
Lemon
|
5-16
|
Putih keruh
|
3
|
Jeruk
|
2-15
|
Kuning
|
4
|
Tomat
|
3-13
|
Oranye tua
|
5
|
Nanas
|
5-10
|
Kuning pudar
|
6
|
Belimbing
|
2-13
|
Putih
|
7
|
Pepaya
|
3-17
|
Jingga
|
8
|
Minuman A
|
4-12
|
Kuning bening
|
9
|
Minuman B
|
2-16
|
Kuning
|
10
|
Minuman C
|
28-50
|
Oranye bening
|
A. Foto Hasil Pengamatan
Sebelum di Reaksikan Sesudah
di Reaksikan
V.
ANALISIS DATA
Percobaan kali untuk
mengetahui kandungan vitamin C pada berbagai minuman sari buah dan vitamin,
vitamin C tablet, dan berbagai sari buah. Dari percobaan ini larutan vitamin C tablet (Vitacimin)
memerlukan 9 tetes untuk bisa bisa mentralkan larutan amilum iodida, minuman A
memerlukan 12 tetes untuk menetralkannya, minuman B memerlukan 16 tetes,
minuman C memerlukan 50 tetes dan Lemon 16 tetes. Berbagai larutan sari buah
seperti jeruk memerlukan 15 tetes, tomat 13 tetes, nanas 10 tetes, belimbing 13 tetes, dan pepaya 17 tetes.
Dari hasil ini diketahui
larutan yang paling banyak mengandung vitamin C adalah Vitacimin, lalu yang
paling rendah mengandung vitamin C adalah Minuman C, urutannya dari yang
pertama yaitu:
1.
Larutan Vit.C tablet 6.
Jeruk
2.
Nanas 7.
Lemon
3.
Minuman A 8.
Minuman B
4.
Belimbing 9.
Pepaya
5. Tomat
10. Minuman
C
Pengujian vitamin
C pada umumnya digunakan tritrasi iodimetri, yaitu dengan penambahan Iod kepada
vitamin C atau komoditi yang diduga terdapat vitamin C. Vitamin C bersifat
pereduksi (reduktor) sedangkan Iod bersifat pengoksidasi (oksidator) sehingga
keduanya menghasilkan reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Vitamin C akan
teroksidasi oleh Iod dan sebaliknya, Iod tereduksi oleh vitamin C (Asam
Askorbat). Dalam pengamatan oleh mata, dapat terlihat warna Iod yang berubah
dari ungu menjadi kuning karena ditetesi larutan vitamin C. Reaksi yang terjadi
dapat tertulis seperti :
C6H8O6 + H2O → C6H8O7 + 2H+ +
2e-
2e- + I2 → 2I-
C6H8O6+
H2O + I2 →C6H8O7 + 2H+
Perbedaan
penetesan dari data kelas kemungkinan disebabkan oleh cara penetesan yang
salah, seperti terlalu sedikit atau terlalu banyak meneteskan.
VI.
KESIMPULAN
1.
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin
yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai
penyakit.
2.
Dari percobaan ini didapatkan urutan kandungan
vitamin C terbanyak pada beberapa bahan, yaitu:
1.
Larutan Vit.C tablet 6.
Jeruk
2.
Nanas 7.
Lemon
3.
Minuman A 8.
Minuman B
4.
Belimbing 9.
Pepaya
5.
Tomat 10.
Minuman C
3.
Pengujian vitamin
C pada umumnya digunakan tritrasi iodimetri, yaitu dengan penambahan Iod kepada
vitamin C atau komoditi yang diduga terdapat vitamin C. Vitamin C bersifat
pereduksi (reduktor) sedangkan Iod bersifat pengoksidasi (oksidator) sehingga
keduanya menghasilkan reaksi redoks (reduksi-oksidasi).
4.
Larutan yang paling banyak mengandung vitamin C
adalah Vitacimin, lalu yang paling rendah mengandung vitamin C adalah Minuman
C.
BAHAN
DISKUSI
1.
Bandingkan jumlah tetesan yang diperlukan larutan sari
buah dan minuman. Urutkan dari paling sedikit hingga paling banyak.
2.
Buah manakah dari hasil percobaan yang paling banyak
mengandung Vitamin C atau tidak mengandung Vitamin C sama sekali ? Jelaskan
berdasarkan hasil percobaan yang kalian lakukan ?
3.
Sebutkan sumber makanan yang banyak mengandung Vitamin
C dan jelaskan fungsi Vitamin C bagi tubuh ?
4.
Sebutkan akibat kekurangan dan kelebihan mengkonsumsi
Vitamin C ?
5. Buatlah
kesimpulan dari percobaan yang telah kalian lakukan ?
JAWAB :
1.
Jumlah tetesan yang diperlukan larutan sari buah lebih
sedikit dibandingkan minuman. Urutan tetesan yang paling sedikit adalah :
larutan Vitamin C tablet, nanas, minuman A, belimbing, tomat, jeruk, lemon,
minuman B, pepaya, dan minuman C.
2.
Pada uji percobaan Vitamin C ini semua buah mengandung
Vitamin C, tapi yang membedakan cuma banyak atau tidak nya kadar kandungan
Vitamin C pada buah tersebut. Buah yang paling banyak mengandung Vitamin C
adalah buah nanas.
3.
Sumber makanan yang banyak mengandung Vitamin C adalah
makanan yang ada sayur dan buah seperti salat. Funsi Vitamin C adalah Vitamin C
adalah jenis vitamin yang larut di dalam air. Di dalam tubuh vitamin C
berfungsi sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh khususnya DNA selular
dari kerusakan akibat oksidasi jutaan radikal bebas.
4.
Akibat kelebihan vitamin C karena
rasanya yang enak dan dianggap bermanfaat bagi tubuh seringkali orang
mengkonsumsi vitamin C dalam dosis yang banyak/tinggi, hal ini tidak banyak
bermanfaat bagi tubuh bahkan dapat menimbulkan beberapa hal yang merugikan.
Kelebihan vitamin C di dalam tubuh dan darah akan dibuang
lewat ginjal. Bila terlalu banyak mengkonsumsi vitamin C akan memberatkan kerja
ginjal. Akibat
kekurangan vitamin C Gejala awal dari
kekurangan vitamin C adalah timbulnya pendarahan disekitar gigi dan merusak
pembuluh darah dibawah kulit, anemia, sering terkena infeksi, kulit menjadi
kasar dan kesulitan dalam menyembuhkan luka. Kekurangan
vitamin C dalam jumlah besar berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot
yang dapat menyebabkan kerusakan otot, rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi.
5.
Kesimpulan : Vitamin C adalah vitamin yang
paling banyak dikenal dan digemari oleh masyarakat karena rasanya yang manis
asam segar dan dipercaya mampu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat
terhindar dari beberapa penyakit seperti flu, panas dalam bahkan kanker.
Vitamin C adalah jenis vitamin yang larut di dalam air. Di dalam tubuh vitamin
C berfungsi sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh khususnya DNA
selular dari kerusakan akibat oksidasi jutaan radikal bebas. Kebutuhan tubuh
terhadap vitamin C setiap harinya berbeda-beda untuk tiap individu, secara umum
para ahli memperkirakan 60 mg per hari sudah cukup namun dalam kondisi tertentu
tubuh memerlukan lebih dari itu. Perokok pasif dan aktif, wanita yang sedang
menyusui, mereka yang mengalami stres fisik sepeti luka bakar, keracunan logam
berat, infeksi, dll, memerlukan asupan vitamin C lebih banyak.
VII.
DAFTAR
PUSTAKA
Arbianto,
Purwo. 1993. Biokomia Konsep-konsep Dasar.
Kimia FMIPAITB. Bandung.
Hardiansyah
dan Noorhidayati. 2014. Penuntun
Praktikum Biokimia. FKIP UNLAM. Banjarmasin
Hiskia,
Achmad.1990.Kimia Larutan.Jurusan
Kimia fakultas MIPA ITB. Bandung.
http://industri10adizty.blog.mercubuana.ac.id/files/2010/10/Artikel-Vitamin-C.pdf.
(Diakses pada tanggal 28 Mei 2014)
Montgomery,
Rex. Dkk. 1993. BIOKIMIA. UGM.
Yogyakarta.
Poedjiadi,
Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia.
Universitas Indonesia. Jakarta.